Rabu, 08 September 2010

Mas Duwanto Peternak Gemak dari Gunungkidul

MARI BANTU BERANTAS PORNOGRAFI PERUSAK MORAL BANGSA

Mas Duwanto yang bertempat tinggal di Wareng, Wonosari,Gunungkidul, Yogyakarta seorang ustazd yang mengurusi masjid Al-Fatah Wareng juga bekerja di industri bubut di Surabaya dan berwiraswasta menjadi peternak puyuh ( gemak ) di rumahnya.

Mas Duwanto merintis beternak burung puyuh dengan modal :

1. Sebidang pekarangan untuk kandang selua  5 m x 12 m

2.Bangunan untuk kandang terdiri dari bahan :

a. Kayu usuk untuk rangka bangunan

b.Bambu untuk dinding

c. Asbes untuk atap

d. Kawat setrimin untuk kandang bagian dalam

e. Pipa pralon besar untuk tempat makanan dan minuman

f. Instalasi listrik untuk penerangan

g.Ember besar dan perlengkapannya

Modal dari bahan – bahan di atas menghabiskan dana sekitar Rp 6.200.000

Ukuran kandang di atas bisa menampung burung puyuh sebanyak 2000 ekor.Sedangkan modal awal untuk pembelian makanannya selama kurang lebih 35 hari menghabiskan dana sebesar Rp 3.000.000.Setelah  bibit puyuh dipelihara sampai 35 hari maka puyuh tersebut  mulai bertelur dan setelah 2 bulan penuh maka seluruh burung puyuh sudah bisa bertelur setiap hari.Saat dipelihara 35 s/d 42 hari burung puyuh baru bertelur kurang lebih 50 % atau sekitar 10 kg dari 2000 ekor yang dipelihara.

Pemasaran telur puyuh sudah tidak menjadi masalah karena pihak investor sudah siap membelinya dengan harga Rp 165 perbutir. Teknis pemberian makan dan minumnya dilakukan setiap jam 07.00 WIB dan jam 15.00 WIB.Rata -rata perekor burung puyuh menghabiskan 22 gram makanan. Kebutuhan air minum dari 2000 ekor perharinya menghabiskan  air sekitar 40 liter.Pengambilan kotorannya setiap 2 hari sekali dan akan terkumpul sebanyak 2 zak yang dapat dipergunakan untuk rabuk tanaman.Harga makanan saat ini sebesar Rp 240.000 / zak untuk makanan yang halus dan Rp 213.000 perzak untuk makanan yang agak kasar.

Bila kebersihan dan kesehatan di jaga dengan baik maka burung puyuh tersebut bisa bertelur selama 2 tahun dan setelah itu burung puyuh yang sudah tidak bertelur dijual untuk dijadikan  menjadi konsumsi daging puyuh

duwanto_1

duwanto_3

K eterbatasan yang dihadapi mas Duwanto saat ini adalah masalah permodalan untuk menambah jumlah puyuh yang akan diternakkan agar impas dengan pengeluaran tenaga dan modal,maka bagi para pengusaha yang punya dana lebih bisa meminjamkan modalnya kepada  mas Duwanto syukur tanpa  jasa.

Demikian sekilas profil kegigihan seorang ustazd yang mencari maisyah dengan berwiraswasta beternak puyuh sekaligus menjadi karyawan suatu perusahaan di Surabaya.Teruskan perjuangan menjadi pahlawan-pahlawan ekonomi yang akan menggerakkan ekonomi umat Islam sehingga umat Islam menjadi umat yang kuat dari berbagai segi termasuk ekonomi.Semoga Alloh SWT memberkahi usaha mas Duwanto. Amien. Jangan lupa mas bila mendapat keuntungan untuk menyisihkan sebagian rezekinya untuk zakat maal atau infaq dan shodaqoh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar